Masjid Keling Saksi Sejarah Keberagaman di Tanjungpinang


GOTVNEWS, Tanjungpinang - Bagi masyarakat Kota Tanjungpinang mungkin sudah tidak asing lagi dengan bangunan yang bersejarah ini, ya Masjid Agung Al - Hikmah, Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Keling. Dahulu Masjid ini dibangun oleh pendatang asal India, sehingga disebut sebagai Masjid Keling. Berikut liputannya untuk anda.

Berdasarkan catatan sejarah, Masjid ini mulai dibangun sekitar tahun 1834 hingga 1956. Dilansir dari laman Jantungmelayu, berdasarkan catatan seorang misionaris Belanda, Eberhard Hermann Rottger, bangunan masjid ini erat kaitannya dengan warga pendatang asal India, tepatnya dari suku Sikh, Benggali dan Bombay.

Ketiga suku dari India ini cukup mendominasi di Tanjungpinang kala itu, sebagai pedagang kain atau makanan, mereka hidup berdampingan dengan masyarakat tempatan yang kala itu masih dalam masa kesultanan Riau Lingga.

Kebutuhan fasilitas ibadah melatarbelakangi pembangunan masjid yang dikenal dengan masjid Keling tersebut, hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang juga sesepuh di Masjid Agung Al - Hikmah, yakni Abdul Razak.

"Zaman dulu ada banyak perantau dari India yang dikenal juga dengan sebutan suku Keling, mereka dominan berprofesi sebagai pedagang kain, merekalah yang berinisiatif membangun masjid ini, dan kebanyakan mereka pula yang beribadah di masjid ini," jelas Razak.

Kini Masjid Keling telah banyak dilakukan pemugaran, seiring bertambahnya jamaah saat ini. Kapasitas masjid ini setidaknya dapat menampung sekitar 3000 lebih jamaah.

Masjid yang terletak di pertengahan kota ini juga menjadi tempat ibadah dan urusan umat lainnya, sebagai tempat ibadah yang juga ditetapkan sebagai cagar budaya di Kepri, masjid ini telah banyak memberikan kontribusi bagi dunia peradaban dan dakwah di negeri segantang lada ini. (Drl)

Comments