Sejumlah Tenaga Pendidik Tolak Vaksinasi Dengan Dalil Agama


GOTVNEWS, TANJUNGPINANG - Sejumlah tenaga pendidik di Kota Tanjungpinang, tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) menolak untuk menerima vaksin Covid 19 yang disiapkan oleh pemerintah, dengan berbagai alasan.

Penolakan tersebut diketahui dilakukan oleh 52 orang tenaga pendidik, melalui surat pernyataan yang menolakan untuk divaksinasi, dengan berbagai macam dalih atau alasan tertentu, salah satunya dengan penolakan yang didasari oleh pandangan agama, dengan pempertimbangkan bahwa kandungan yang dimiliki oleh vaksin Astra Zeneca yang diduga mengandung unsur hewani yang diharamkan oleh agama.

Hal ini juga dibenarkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Mulia Wiwin, ia menyayangkan atas penolakan dari sejumlah tenaga pendidik tersebut, Mulia juga berpendapat bahwa hal ini bisa terjadi, diduga akibat kurang sosialisasi dan kurangnya pemahaman oleh tenaga pendidik , terkait manfaat vaksinasi Covid 19.

Untuk itu pihaknya akan segera memanggil para tenaga pendidik tersebut, dan akan dipertemukan dengan tokoh agama setempat, agar diberikan pencerahan terkait hubungan vaksinasi dari sudut pandang agama.

Wiwin berpendapat, selain mengejar target vaksinasi , program ini juga akan menjadi tolak ukur kesiapan setiap sekolah dalam menghadapi wacana belajar tatap muka terbatas, yang akan dilaksanakan pada bulan Juli mendatang.

Wiwin menambahkan, selain 52 orang tenaga pendidik yang menolak melalui surat pernyataan, terdapat juga 300 orang yang berhalangan mendapat vaksin akibat kondisi kesehatan tidak mendukung, kemudian terdapat 306 orang yang tidak hadir pada kegiatan vaksinasi tanpa keterangan yang jelas.

Sementara itu, Pembantu Kurikulum SMPN 4 Tanjungpinang, Rinaldi mengklaim bahwa pihaknya secara umum telah memberikan vaksinasi kepada sebagian besar tenaga pendidiknya, dan hanya terdapat lima orang yang tidak bisa menerima vaksin dengan alasan kesehatan.

Rinaldi optimis, melalui vaksinasi, salah satu upaya untuk menerapkan program belajar tatap muka yang direncanakan akan dimulai pada bulan Juli mendatang.(Drl)

Comments